Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut corona varian Delta atau B1617.2 dari India kini mendominasi di DKI Jakarta, Bangkalan, dan Kudus. Varian Delta menurut studi bersifat mudah menular dan bisa menimbulkan angka kesakitan yang lebih besar dibanding varian lain.
Dalam penelitian terbaru yang dipublikasi di jurnal The Lancet, peneliti dari Skotlandia melihat orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit (RS). Ini diketahui setelah peneliti melihat data 19.543 kasus COVID-19 di Skotlandia yang 377 di antaranya dirawat di RS.
Peneliti menemukan dari 19.543 kasus positif, sebanyak 7.723 kasus spesifiknya disebabkan oleh Corona varian Delta. Ada sebanyak 134 orang yang terinfeksi varian Delta membutuhkan perawatan.
Ahli kesehatan publik Profesor Chris Robertson dari University of Strathclyde mengatakan ini artinya varian Delta bisa memiliki risiko menyebabkan hospitalisasi sampai dua kali lipat.
Vaksin yang tersedia saat ini masih disarankan peneliti untuk mengurangi ancaman gejala parah dari varian Delta.
"Bila Anda positif, dua dosis atau satu dosis vaksin selama 28 hari terakhir dapat mengurangi risiko Anda dirawat sampai 70 persen," pungkas Chris seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/6/2021).
Simak Video "Vaksinasi Corona di Indonesia Belum Menyeluruh, Ini Kata Menkes"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/up)
Corona Varian Delta 'Ngamuk' di DKI-Kudus, Risiko Jatuh Sakit Lebih Besar - detikHealth
Read More
No comments:
Post a Comment