Rechercher dans ce blog

Monday, November 1, 2021

"Dulu Sempat Ungkap Alasan Gabung Menwa, Katanya Ingin Melatih Fisik dan Mental" - Kompas.com - kompas.com

KOMPAS.com - Kematian Gilang Endi Saputra (22), mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Novarina Ekapuri, sepupu Gilang, menceritakan, korban pernah mengungkapkan alasan bergabung dengan Resimen Mahasiswa (Menwa).

Baca juga: Rektorat UNS Jelaskan Alasan Panitia dan Peserta Diklatsar Menwa Ditempatkan di Asrama

"Pernah ngobrol, dulu kita sempat tanya kenapa pengin masuk Menwa, katanya pengin melatih fisik dan mentalnya karena sebenarnya dulu itu Mas Gilang pengen sekali masuk sekolah di ikatan dinas API Madiun," katanya, dilansir dari Tribunnews.com.

Baca juga: Mahasiswa UNS Solo Tewas Saat Diklatsar Menwa, Polisi: Ada Beberapa Pukulan di Kepala

Selain itu, kata Novarina, Gilang sempat mengungkapkan, selama mengikuti kegiatan Menwa tak pernah alami perilaku kekerasan.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Hal itu membuat pihak keluarga menyetujui Gilang masuk organisasi tersebut.

"Dari semester satu sampai semester tiga, kalau untuk masalah seperti itu (dugaan kekerasan, red) engga pernah cerita. Kalau pernah ada seperti itu dan Mas gilang cerita ke keluarga, otomatis pihak keluarga akan melarang ikut organisasi Menwa," katanya.

Baca juga: Di Balik Kematian Mahasiswa UNS Saat Diklatsar, Kekerasan Benda Tumpul dan Korps Menwa Dibekukan

Cita-cita kerja di pertambangan

Novarina melanjutkan, kejadian itu telah membuat keluarga korban syok. Orangtua korban, menurut Novarina, sempat bercerita jika Gilang setelah lulus ingin bekerja di bidang pertambangan.

"Ketika mas Gilang masuk ke Prodi K3 UNS itu salah satu cita-cita mas Gilang yang sudah diamini oleh kedua orang tua dan keluarga besar. Rencananya ingin bekerja di bidang pertambangan, orang tua harapannya Mas Gilang menjadi anak yang sukses," pungkas Nova.

Update kasus

Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.

Polisi akan meminta keterangan saksi ahli terkait kasus kematian Gilang saat mengikuti acara Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Menwa di Jurug, Minggu (24/10/2021).

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan, saksi ahli yang dimintai keterangan tergabung dalam tim kedokteran forensik.

Baca juga: Polisi Tegaskan Tersangka Kasus Kematian Mahasiswa UNS Segera Ditetapkan

Mereka terlibat mengotopsi jenazah Gilang usai meninggal saat Diklatsar Menwa.

"Ini untuk menjelaskan detail hasil otopsi yang telah dilakukan tim kedokteran forensik," ujarnya.

"Termasuk dokter jaga yang menerima korban pada Minggu (24/10/2021) pukul 22.05 WIB di rumah sakit Moewardi Solo," tambahnya.

Baca juga: Kasus Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diklatsar Menwa, Ini Langkah Polisi Sebelum Tetapkan Tersangka

Panitia dan peserta Diklatsar di asrama

Sementara itu, Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto menjelaskan, semua panitia dan peserta Diklatsar Pra Gladi Patria XXXVI ditempatkan di sebuag asrama.

Hal tersebut, kata Sutanto, bertujuan untuk memudahkan pihak kepolisian dalam melakukan pemeriksaan.

"Agar memudahkan memenuhi panggilan dari penyidik masih kita fasilitasi (tinggal di asrama)," katanya.

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Dony Aprian)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Polisi Dalami Sosok Pelaku yang Lakukan Kekerasan Selama Diklat Menwa UNS, 25 Saksi Telah Diperiksa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)


"Dulu Sempat Ungkap Alasan Gabung Menwa, Katanya Ingin Melatih Fisik dan Mental" - Kompas.com - kompas.com
Read More

No comments:

Post a Comment

Daftar Fasilitas Negara yang Tak Boleh Digunakan Jokowi Jika Kampanye - Nasional Tempo

TEMPO.CO , Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan presiden boleh memihak dan melaksanakan kampanye dalam pemiliha...