Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gelombang tinggi atau tsunami. Hal ini menyikapi status aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK).
Dia menyampaikan saat ini telah terjadi peningkatan status Gunung Anak Krakatau dari level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga. Gunung yang berada di Selat Sunda itu kembali mengalami erupsi pada Minggu (24/4) petang.
"Masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami terutama di malam hari, karena kita tidak bisa melihat berbagai kemungkinan dari arah laut," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan di channel Youtube Info BMKG, Senin (25/4) malam.
Dia menjelaskan kewaspadaan itu diperlukan karena pada malam hari petugas sulit untuk bisa melihat aktivitas secara faktual terkait gelombang tinggi yang mendekati pantai.
Dwikorita mengatakan untuk mengantisipasi potensi tsunami akibat peningkatan Gunung Anak Krakatau, pemerintah terus memonitor perkembangan aktivitas gunung dan muka air laut di Selat Sunda.
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab. "Pastikan informasi hanya bersumber dari PVMBG, BMKG serta BPBD setempat," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan peningkatan status Gunung Anak Krakatau dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan bersama. Hingga kini, kata Eko, pihaknya masih memonitor di pos pengamatan.
"Jika masyarakat ingin mengetahui terkait perkembangan terkini mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau, bisa dilihat di situs resmi PVMBG Badan Geologi, atau datang langsung ke pos pengamatan," ujarnya.
Ketua Ikatan Ahli Tsunami Indonesia, Gegar Prasetya mengatakan peningkatan status Gunung Anak Krakatau patut diwaspadai. Sebab kata Gegar, secara historis Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami.
"Sehingga kita wajar waspada untuk memahami kira-kira potensi ke depannya seperti apa," katanya.
(cfd/pmg)Gunung Anak Krakatau Siaga, Waspada Potensi Tsunami di Malam Hari - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment