JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel tentang Anwar Usman yang kembali dilaporkan ke Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menjadi pemberitaan yang paling banyak dibaca di Kompas.com pada Jumat (24/11/2023).
Kemudian, tulisan soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akhirnya meminta maaf buntut penetapan tersangka Firli Bahuri juga menarik minat pembaca.
Selain itu, artikel mengenai PDI Perjuangan yang mendekati poros capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga menjadi terpopuler.
Berikut ulasan selengkapnya.
1. Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK Gara-gara Sebut Jimly hingga Saldi Isra Mungkin Terlibat Konflik Kepentingan
Hakim Konstitusi Anwar Usman dilaporkan kembali ke Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), Kamis (23/11/2023).
Kelompok Advokat Perekat Nusantara dan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melaporkan Anwar Usman terkait statement yang dilontarkannya pada 8 November 2023 lalu.
Saat itu Anwar Usman menyebutkan, ada banyak putusan MK terdahulu yang bisa saja dianggap mengandung konflik kepentingan, tetapi nyatanya para hakim konstitusi tak ada yang mundur dari perkara itu.
Baca selengkapnya: Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK Gara-gara Sebut Jimly hingga Saldi Isra Mungkin Terlibat Konflik Kepentingan
2. KPK Akhirnya Minta Maaf Firli Bahuri Jadi Tersangka Korupsi
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan penetapan Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka.
FIrli diduga memeras eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), serta menerima gratifikasi dan hadiah atau janji.
Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polda Metro Jaya. Adapun SYL saat ini juga menjadi tersangka di KPK.
“Saya sebagai salah satu dari pimpinan turut bertanggung jawab dan karenanya meminta maaf kepada segenap bangsa indonesia atas peristiwa tersebut,” kata Ghufron dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Jumat (24/11/2023).
Baca selengkapnya: KPK Akhirnya Minta Maaf Firli Bahuri Jadi Tersangka Korupsi
3. PDI-P Dekati Kubu Amin Dinilai Taktik Antisipasi jika Ganjar-Mahfud Tak Lolos
Upaya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjalin komunikasi dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dinilai taktik jaga-jaga.
Hal itu diduga dilakukan PDI-P sebagai langkah antisipasi mengamankan suara, jika capres-cawapres nomor 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mereka usung tak lolos ke putaran kedua Pilpres 2024.
Menurut pengamat politik Jannus TH Siahaan, dari berbagai analisis menyatakan jika Ganjar berhadapan dengan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di putaran kedua, maka Ganjar kemungkinan akan kalah.
Penyebabnya adalah, kata Jannus, pendukung Anies-Muhaimin (Amin) yang diasumsikan tidak lolos babak kedua akan berpindah ke Prabowo.
Baca selengkapnya: PDI-P Dekati Kubu Amin Dinilai Taktik Antisipasi jika Ganjar-Mahfud Tak Lolos
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.[POPULER NASIONAL] Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK | KPK Minta Maaf Firli Bahuri Tersangka - Kompas.com - Nasional Kompas.com
Read More
No comments:
Post a Comment